Foto: Menkumham Yasonna Laoly.

Jakarta, POVIndonesia.com – Menterian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menekankan perubahan iklim merupakan salah satu isu yang amat penting dalam konteks Hak Asasi zmanusia (HAM).

Perubahan iklim dinilai tidak hanya menimbulkan ancaman fisik, tetapi juga berpotensi mengancam HAM.

“Perubahan iklim dan manajemen bencana adalah isu yang membutuhkan tindakan kolektif dan sejalan dengan prinsip-prinsip HAM,” kata Yasonna pada Workshop bertajuk Pengarusutamaan HAM dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Manajemen Bencana yang digelar di Hotel Borobudur, Selasa (20 Juni 2023).

Ia meyakini, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan menjadi sangat penting dalam merespon perubahan iklim dan bencana.

Ia mengajak, seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap perubahan iklim dan manajemen bencana.

“Hanya melalui kerja sama yang solid dan terkoordinasi kita dapat mengatasi tantangan

ini dan melindungi hak asasi manusia bagi semua orang, termasuk generasi mendatang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yasonna meyakini peran sektor swasta terhadap tanggung jawab

Perlindungan HAM dalam konteks perubahan iklim merupakan hal yang krusial.

Perusahaan-perusahaan harus mengambil tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan mengurangi emisi karbon, menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, dan menghormati hak-hak masyarakat lokal di area operasional.

“Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah dampak yang lebih buruk di masa depan, sambil tetap memastikan bahwa hak-hak dasar manusia tetap dihormati, dilindungi, dan dipenuhi,” tegasnya.

Yasonna mengungkapkan, guna mendorong peningkatan kesadaran sektor swasta terhadap HAM, Pemerintah melalui Kemenkumham bersama kementerian dan lembaga terkait tengah mematangkan Strategi Nasional Bisnis dan HAM.

“Bersamaan dengan penyusunan Strategi Nasional Bisnis dan HAM, kami juga telah memiliki aplikasi PRISMA. Melalui aplikasi berbasis website, kami ingin membantu pelaku usaha dalam menganalisis potensi risiko dugaan pelanggaran HAM yang disebabkan kegiatan bisnisnya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, pelaksanaan acara workshop merupakan bentuk tindaklanjut dari G20 Bali Leaders’ Declaration guna mencegah meluasnya the negative impact of climate change terhadap tantangan implementasi HAM di Indonesia.

Melalui workshop, maka akan disusun sebuah rekomendasi berupa policy brief guna menjawab tantangan yang mengemuka dalam pertemuan November 2022 silam.

Workshop bertajuk, Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Manajemen Bencana.

Kegiatan Workshop juga turut dihadiri, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Menteri Dalam Negeri.

Berlangsungnya acara merupakan bentuk kolaborasi antara Kemenkumhsm dengan UNDP, UNICEF, Uni Eropa, dan Universitas Bina Nusantara.***