Kepala BMKG: Gempabumi Tektonik di Samudra Hindia Selatan Banten Tidak Berpotensi Tsunami

waktu baca 2 menit
Minggu, 25 Feb 2024 21:21 233 POV Indonesia

Foto: (Dok: BMKG).

Terkini, POVIndonesia.com – Wilayah Samudera Hindia Selatan, Banten diguncang gempa tektonik, Minggu, 25 Februari 2024, pukul 20.07.03 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( (BMKG) menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,63° LS ; 105,74° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 Km arah Barat Daya Bayah,  Banten pada kedalaman 43 km.
 
Dikutip dari website resmi BMKG, menyebut bahwa, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempang Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault) yang merupakan cerminan Gempa Megathrust.

Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Surade dengan skala intensitas IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi).

Di daerah Pelabuhan Ratu, Bayah, Malimping, Garut dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Di daerah Bandung, Cilacap, Panimbang dan Cigelis dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Serang dan Lembang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
 
“Hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si.
 
Ia menghimbau, kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Ia juga meminta, agar masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ungkapnya.***
 
Sumber: BMKG.

Editor: Wy.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA