JAM-Intelijen Amir Yanto. (Dok: Kejagung RI)

Povindonesia.com – Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intelijen) Amir Yanto menghadiri serta memberikan sambutan pada Acara Penyampaian Hasil Kegiatan (Exit Meeting) terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Direktorat Pengamanan Pembangunan Strategis (Direktorat PPS/Direktorat D) Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen. Acara Penyampaian Hasil Kegiatan (Exit Meeting) dilaksanakan di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jumat (3 Maret 2023).

Amir menyampaikan, bahwasannya kegiatan Tim Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS) sangat vital karena tidak sekedar hanya pelaksanaan seremonial semata tetapi apa yang dilaksanakan saat ini menjadi pertaruhan jati diri dari bangsa Indonesia.

“Berdasarkan laporan dari Direktorat PPS/Direktorat D, kegiatan PPS yang telah diselesaikan pada 2021 dan 2022 sebanyak 80 proyek dengan nilai pekerjaan sebesar Rp28.879.717.328.580,00 yang terdiri dari 4 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 76 Proyek Bersifat Strategis Lainnya. Saya mengharapkan kiranya pencapaian ini tidak menjadikan kita berpuas diri, namun jadikan pencapaian ini sebagai “cambuk” bagi kita untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, bahwa momen ini agar dijadikan sebagai pengingat untuk kita semua, oleh karena itu kita semua perlu merawat serta menjaga sebaik-baiknya kewenangan yang dimiliki ini dengan baik.

“Terus tingkatkan profesionalitas sehingga kita dan penyemangat kinerja untuk menghasilkan karya-karya besar melalui proyek strategis yang kita kawal, guna memenuhi tujuan penegakan hukum yang seutuhnya yaitu keadilan dan kepastian hukum serta kemanfaatan hukum,” ujarnya.

JAM-Intelijen selaku pimpinan pada bidang Intelijen juga berharap agar kita juga melakukan upaya-upaya pengamanan pembangunan strategis, proyek prioritas maupun proyek bersifat strategis lainnya, serta mengingatkan kepada seluruh stakeholder yang ada, baik dari Kementerian/Lembaga maupun BUMN serta kepada Tim PPS supaya tidak terperangkap dengan praktik-praktik transaksional dalam pelaksanaan pembangunan proyek strategis maupun proyek prioritas yang kita kawal.

“Kita tidak boleh terbelenggu adanya AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan) yang timbul, baik yang sudah kita prediksi sebelumnya maupun yang muncul saat pelaksanaan. Kita harus tetap bekerja dan berpikir untuk mencari pemecahan dari AGHT yang timbul dan berkarya dengan mengoptimalkan segala potensi yang telah ada,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwasannya dirinya yakin apabila kerja sama yang terjalin dari seluruh stakeholder, dapat melaksanakan proyek tersebut dengan Tepat Waktu dan Tepat Mutu serta Tepat Sasaran sebagaimana yang telah diharapkan.

“Kedepan, kita memiliki tantangan yang lebih berat karena masih banyak proyek strategis nasional maupun daerah yang harus kita kawal,” ujarnya. (Jaya)