Dikeluhkan Soal Dugaan Pungutan di SMAN 3 Cibinong, Komite: Kami Tidak Pungli, Tapi Kesepakatan Sumbangan para OTS

waktu baca 5 menit
Senin, 14 Okt 2024 12:36 291 POV Indonesia

POVINDONESIA.COM – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali mendapat keluhan dari orang tua siswa (OTS) terkait dugaan yang dirasa sebagai Pungutan Liar (Pungli) senilai Rp 1,9 juta.

Salah satu OTS SMAN 3 Cibinong, Kabupaten Bogor, yang enggan disebutkan namanya mengatakan, jika pungli yang dikeluhkannya itu menyangkut anggaran penunjang mutu sekolah. Diantaranya, pembuatan DOM dan pembangunan pagar sekolah yang membutuhkan biaya mencapai Rp 1.901.240.000 miliar yang dibebankan kepada setiap orang tua siswa melalui muridnya yang berjumlah sebanyak kurang lebih 1000 anak.

“Anggaran penunjang mutu  sekolah, pertama pembuatan DOM dan pagar sekolah membutuhkan Rp 1.901.240.000 : 1000 = Rp 1.901.240,” katanya kepada wartawan belum lama ini.

Ia menjelaskan, untuk dana tersebut bagi Kls XII (12) secara sukarela berdonasi lewat Google Form. Selain itu, lanjutnya, program khusus kelas XII berupa Toefl senilai Rp 120.000 ribu di laksanakan pada Februari 2025 mendatang.

Sementara itu, sambung dia, adapun mengenai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) bersifat Tentatif yang dimintai biaya sebesar Rp 750.000 sampai Rp 800.000 ribu dengan pertemuan sebanyak 10 kali dan saat Try Out (TO) 2 kali.

“Jadi untuk Iuran buat bikin DOM semacem GOR, dan itu dibebankan ke siswa. Parah SMAN 3 Cibinong,” keluhnya.

Saat hal ini dikonfirmasi, Hubungan Masyarakat (Humas) SMAN 3 Cibinong, Joko menyebut, bahwa sumbangan itu tidak di wajibkan bagi yang mampu, angka itu adalah harapan atau anggaran yang belum tentu tercapai atau tidak, tergantung orang tua menyumbang.

Menurutnya juga, banyak cerita di balik itu semua, dimana komite sekolah sudah rapat, bahkan orang tua sepakat memberikan sumbangan yang besarannya tidak di tentukan.

“Tidak ada yang memberatkan, karena Sumbangan sifatnya, orang tua yang ngoceh kesana kesini, orang yang tidak faham tentang sumbangan. Saya berharap, sebagai media memberi pencerahan kepada masyarakat tentang arti sumbangan yg sesungguhnya,” urai Joko.

Terpisah, Ketua Komite SMAN 3 Cibinong, Gerry M. Suwaryo mempertanyakan, kepada OTS yang mempertanyakan perihal sumbangan itu, apakah hadir saat rapat pembahasan sumbangan dengan jajarannya atau malah sebaliknya. Pasalnya, jelas Gerry, saat rapat mengenai rencana sumbangan yang akan diperuntukan bagi pembangunan sarana penunjang sekolah seluruh OTS yang hadir telah sepakat hingga mengisi formulir google form yang disiapkan pihaknya tersebut.

“OTS yang mengeluhkan itu hadir enggak pada waktu itu, karena yang hadir pada rapat saat itu setuju. Hadir nggak, jangan salah ada-ada saja,” tegas Gerry.

foto: Murid SMAN 3 Cibinong saat mengikuti peringatan Maulid Nabi 1446 Hijriah, yang bertempat di halaman sekolah dengan panas-panasan. (Doc)

foto: Murid SMAN 3 Cibinong saat mengikuti peringatan Maulid Nabi 1446 Hijriah, yang bertempat di halaman sekolah dengan panas-panasan. (Doc)

Ia menceritakan, proses hingga disepakatinya sumbangan yang diperuntukkan bagi rencana pembangunan DOM dan pagar sekolah, berawalan dari pihak Sekolah yang diwakili kepala sekolah (Kepsek) menyampaikan program dihadapan OTS terkait ini itu.

“Kan sekolah tidak boleh pungli atau minta, semua program yang direncakan juga diinisiasi oleh kepsek beserta jajaran. Satu pekan kemudian dari pertemuan antara sekolah dan OTS, disampaikan kepada Komite melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),” paparnya.

Setelah RKAS itu, sambung Gerry, komite tidak serta merta meminta sumbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di lingkup SMAN 3 Cibinong bila tidak adanya RKAS tersebut.

“Dan saya minta sumbangan ke OTS juga sudah ada rekomendasi dari pengawas terkait. Maka untuk tidak ada namanya transaksi secara langsung seperti melalui perjanjian hitam diatas putih, sekarang kami pakai google form,” terang Gerry.

“Memang kita ada target anggaran untuk memenuhi kebutuhan dari RKAS yang disodorkan pihak sekolah kepada komite, tapi pada kenyataannya tidak segitu sumbangan yang diberikan OTS kepada kami. Karena ada yang cuma Rp 1 juta, ada yang Rp 500 ribu malah kami dibebaskan bagi siswa yang masuk dalam kategori kurang mampu,” sambung Gerry menjelaskan.

Pada dasarnya, lanjutnya, bagi OTS yang dianggap mampu hingga tidak mampu pihak komite SMAN 3 Cibinong tidak pernah memaksakan. Apalagi, komite sekolah yang notabane harus berpihak kepada orang tua murid, tentunya hanya pihak sebagai pengumpul atas sumbangan OTS kepada sekolah demi meningkatkan penunjang sekolah bagi para siswanya tersebut.

“Saya mah hanya pengumpul, dan tiap 3 bulan sekali juga saya transparansi kepada orang tua siswa. Kan orang tua ingin transparansi uang yang ia sumbangkan untuk digunakan apa, dan tiap triwulan itu saya sampaikan semua dananya digunakan untuk apa saja secara detail dan transparansi,” ucapnya.

Gerry menyarankan, kepada setiap OTS yang tidak puas dengan komite di sekolah manapun boleh mengadukannya kepihak manapun, hingga mengecek atau mempertanyakan secara langsung dana yang disumbangkan melalui komite untuk sekolah dipergunakan apa saja.

“Jadi orang tua boleh mengadukan komite, boleh ngecek komite terkait keuangannya silahkan. Kami terbuka, kan 3 bulan sekali kami sampaikan pertanggungjawabannya kepada seluruh OTS yang telah menyumbang,” beber Gerry sembari menegaskan.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, menyangkut rencana pembangunan DOM sejenis GOR (Gedung Olahraga) yang diajukan jajaran dewan guru SMAN 3 Cibinong melalui RKAS hingga mendapat support penuh dari pengurus dan anggota komite itu, dikarenakan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Dikarenakan selama ini, setiap kegiatan yang melibatkan seluruh siswa dan dewan guru hingga orang tua murid, sarana penunjang SMAN 3 Cibinong masih kurang memadai lantaran belum adanya DOM tersebut.

“Sepertinya halnya, waktu kegiatan Maulid Nabi pada 12 Rabbiul Awal 1446 Hijriah, giat itu diikuti oleh seluruh siswa dan dewan guru. Dan acaranya dilapangan sekolah yang sifatnya outdoor atau terbuka. Jadi pada siang hari yang panasnya terik kasihan kami melihat anak-anak (Siswa, red) harus panas-panasan,” jelasnya.

“Makanya kami kira dengan rencana pembangunan DOM yang diinisiasi kepsek SMAN 3 Cibinong dirasa perlu adanya dan patut kita support penuh, karena menjadi sebuah kebutuhan untuk kedepannya,” sambung Gerry mengakhiri.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA