JAKARTA, POVINDONESIA.COM – Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) mengadakan pertemuan dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), padaRabu (09/p7/25), di kantor Pusat BMKG Jakarta.
Ketua KP2C, Puarman mengatakan, efektifitas Sistem Peringatan Dini Banjir Berbasis Masyarakat yang telah dibangun KP2C selama 20 tahun.
“Peringatan dini yang baik dari KP2C, berhasil mencegah jatuhnya korban jiwa walaupun banjir ekstrem mencapai ketinggian hingga 4 meter,” kata Puarman dalam keterangan tertulisnya.
Ia menjelaskan, bagaimana sistem peringatan dini banjir ini dirintis sejak tahun 2004, dan saat ini beranggotakan puluhan ribu masyarakat korban banjir.
“Anggota KP2C saat ini berjumlah 32.000 orang yang semuanya warga terdampak luapan Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas dan Kali Bekasi,” ungkap Puarman di hadapan jajaran BMKG yang dipimpin Marjuki, Direktur Informasi Iklim BMKG.
Dalam pertemuan tersebut juga, lanjut Puarman, disepakati rencana kolaborasi BMKG dengan KP2C dalam membuat korelasi antara curah hujan di hulu sungai dengan potensi kenaikan TMA (Tinggi Muka Air) di aliran sungai tersebut.
“Dengan adanya kolaborasi ini, kita akan mengetahui potensi banjir lebih dini dibanding sebelumnya,” papar Puarman dengan nada bersemangat.
Puarman juga menambahkan, jika pertemuan KP2C dengan BMKG merupakan lanjutan audiensi KP2C sebelumnya dengan Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Lilik Kurniawan pada Kamis (26/6/25) lalu.
“Audiensi ini bertujuan untuk menyampaikan langsung berbagai inisiatif dan capaian KP2C dalam mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat untuk mitigasi banjir di wilayah Bogor dan Bekasi,” beber dia.
“Saat itu, Lilik Kurniawan memberikan apresiasi terhadap komitmen dan kerja keras KP2C dalam membangun sistem informasi bencana yang partisipatif dan inklusif. Ia menyebut bahwa sistem yang dibangun KP2C berpotensi menjadi role model nasional dalam mitigasi banjir berbasis komunitas,” tambah Puarman sembari mengakhiri.