Aliansi Masyarakat Bogor Selatan, Desak Presiden Prabowo Subianto Copot Pembantunya Dari Jabatan Menteri LH

waktu baca 2 menit
Jumat, 22 Agu 2025 19:38 57 POV Indonesia
foto: Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Muhsin.

BOGOR, POVINDONESIA.COM – Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) menggelar aksi damai di Simpang Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, pada Jumat (22/8/25).

Massa, memprotes langkah Menteri Lingkungan Hidup (LH) yakni Hanif Faisol Nurofiq yang menutup sejumlah tempat usaha di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, sebagai langkah arogan dengan alasan penataan lingkungan.

Ketua AMBS, Muhsin mengatakan, kebijakan tersebut arogan dan tidak pernah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan setempat.

Ia menyebut, ribuan pekerja lokal kini terancam kehilangan mata pencaharian.

“Kebijakan ini berpotensi menimbulkan gelombang PHK massal dengan dampak sosial dan ekonomi yang serius bagi masyarakat Puncak,” ujar Muhsin dalam orasinya, dilokasi.

Ia menjelaskan, akar persoalan bukan semata-mata aktivitas usaha, melainkan program kehutanan sosial yang digagas Kementerian LH pada periode sebelumnya.

Dari program itu, sekitar 600 hektar lahan hutan dibagikan kepada 75 penerima untuk jangka waktu 35 tahun.

“Alih-alih menjadi solusi pelestarian, kebijakan tersebut justru melemahkan ekosistem. Terjadi deforestasi, hilangnya vegetasi, dan kerentanan erosi hingga kondisi di lapangan pun minim pengawasan,” ungkap dia.

Muhsin menambahkan, pencabutan izin usaha secara sepihak hanya menjadi solusi instan yang menimbulkan masalah baru.

Ia juga menegaskan, jika pelaku usaha dianggap merusak lingkungan bisa dipidana.

“Maka pemerintah juga harus bertanggung jawab atas kerusakan akibat program kehutanan sosial,” tegasnya.

AMBS mendesak, lanjut Muhsin, Menteri LH untuk mengevaluasi kebijakan pencabutan izin, membuka dialog dengan masyarakat terdampak.

“Serta membentuk tim independen guna menyelidiki dampak program kehutanan sosial secara transparan,” papar Muhsin.

Di lokasi yang sama, tokoh AMBS Mulyadi atau Kang Damuy menyebut, jika tindakan Menteri LH di kawasan Puncak sebagai langkah ugal-ugalan yang telah menimbulkan bencana sosial.

Ia pun mendesak Presiden Prabowo Subianto mencopot Hanif Faisol dari jabatannya sebagai pembantunya di Kabinet Merah Putih.

“AMBS juga kecewa, karena tidak ada satu pun dari 10 anggota DPRD Kabupaten Bogor yang peduli dengan kondisi masyarakatnya,” tutup kang Damuy dengan nada kesal.

LAINNYA