Jakarta, POVIndonesia.com – Balai Pemasyarakatan (Bapas) se-DKI Jakarta gelar pertunjukan Pentas Seni dan pemutaran Film Dokumenter di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (11 September 2023).

Ini merupakan kali ketiga kegiatan Pentas Seni dari Bapas Jakarta Barat yang diselenggarakan di tempat yang sama.

“Pada tahun 2022 Bapas Jakarta Barat menyelenggarakan kegiatan Pentas Seni dengan tema Darma Bakti Kepada Bangsa, dan pada hari yang berbahagia ini Bapas Jakarta Barat berkolaborasi dengan Bapas Se-DKI Jakarta menyelenggarakan kembali Pentas Seni dengan tema Darma Bakti Kepada Hawa ,” ujar Ibnu Chaldun, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta.

Ibnu Chaldun mengungkapkan, pertunjukan Pentas Seni ini adalah kolaborasi aktualisasi diri melalui seni dari petugas Bapas dan Klien Pemasyarakatan yang dilaksanakan dalam rangka Perayaan Hari Anak Nasional, Hari Kemerdekaan, dan Hari Darma Karya Dika Kemenkumham RI.

“Darma Bakti Kepada Hawa merupakan penggambaran dari pengakuan tentang pentingnya harkat dan martabat setiap Wanita dalam kontribusi mereka disetiap aspek kehidupan di Negeri Indonesia kita tercinta,” jelas Ibnu.

Sementara, lanjutnya, dalam film dokumenter yang ditampilkan “Kepada Hawa” Perempuan di balik jeruji, kita bisa melihat sosok perempuan dalam lembaga pemasyarakatan yang memiliki hak yang sama sebagai perempuan meskipun hidup dalam lembaga pemasyarakatan.

“Ketika bicara wanita maka kita melibatkan cinta, kasih sayang, perhatian, dan kekuasaan. Bahkan dalam hidup kita, setiap wanita memegang peran penting dan yang terpenting sebagai seorang ibu,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham), Edward Omar Sharif Hiariej memberikan apreasiasi atas suksesnya pertunjukan Pentas Seni Darma Bakti Kepada Hawa.

“Apa yang dilakukan oleh rekan-rekan di Bapas Wilaya DKI Jakarta adalah hal yang sangat luar biasa dan membanggakan. Ini merupakan bukti keberhasilan pembinaan dan pendampingan warga binaan dan klien pemasyarakatan,” tutur Wamenkumham.

Dengan konsep teaterikal, kolaborasi seni tari, seni olah vokal hingga Film di panggung besar nan megah, ia menilai bahwa Bapas bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa Bapas mampu berperan dengan sangat baik dalam memulihkan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan.

Menurutnya, kesenian juga bisa menjadi pendekatan pembimbingan alternatif yang seringkali mudah diterima oleh sebagian besar orang, termasuk bagi klien-klien pemasyarakatan.

“Saya berharap kreasi dan pembimbingan alternatif ini bisa terus konsisten, syukur-syukur melahirkan kreator, penari atau musisi hebat hasil dari jerih payah dan strategi pembimbingan Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan terhadap klien pemasyarakatan,” sambungnya.

Edward menambahkan, bahwa tugas sebagai pegawai Pemasyarakatan bukanlah mudah.

“Tugas sebagai Pemasyarakatan berat ada 3 yakni, memastikan warga binaan bisa kembali diterima di masyarakat. Tidak hanya diterima, tetapi juga menyadarkan mereka agar tidak mengulangi lagi kejahatannya serta memastikan mereka berguna bagi masyarakat,” tutupnya.***